IKLAN

- See more at: http://www.seoterpadu.com/2014/11/cara-membuat-banner-iklan-animasi-keren.html#sthash.QdQTyv9y.dpuf

Jumat, 14 November 2014

“ SUTRADARA DUNIA AKHIRAT ” Ufuk pagi mulai menyingsing, udara masih terasa dingin ketika semua dalam keadaan senyap dan diam membisu. Kelihatan cuaca hari ini mulai cerah dan matahari mulai menerangi seluruh alam dengan cahayanya yang terang benderang. Hari ini aku berasa lebih baik dari hari kemarin dengan suasana baru yang aku rasakan. Impian yang dulu aku cita-citakan terwujud berkat do’a dan usaha yang aku panjatkan kehadhirat Allah, tentunya tak terlepas dari bantuan orang tua jualah semuanya bisa terealisasi. Semua berawal ketika aku menyelesaikan sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTS) di Al washliyah Kedaisianam, sederajat dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ketika ujian akhir Nasional selesai, aku sudah berencana untuk melanjutkan sekolah di Madrasah Aliyah Swasta ditempat itu juga. Jadi jika dihitung-hitung aku sekolah di Al Washliyah itu selama enam tahun, waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan Studi bagi seorang pelajar. Rencana yang sudah diinginkan Alhamdulillah berjalan dengan lancar ketika aku mendaftar menjadi seorang pelajar di sekolah tersebut setelah melengkapi seluruh administrasi yang telah ditentukan oleh pihak sekolah. Penerimaan murid baru pun telah ditutup, maka masuklah masa ta’aruf[1] murid baru yang telah mendaftar. Di sekolah-sekolah biasa disebut dengan Masa Orientasi Siswa, seluruh Siswa diuji mentalnya mengenai pemahaman agama islam dan penerapannya dalam kehidupan. Hari pertama M O S aku merasa asyik karena jumpa dengan teman-teman baru dan berkenalan dengan mereka, baik yang laki-laki dan perempuannya. Rata-rata yang mendaftar di sekolah itu alumni dari sekolah tersebut juga. Dan setelah seharian mengikuti Masa Orientasi Siswa, tubuh pun terasa capek karena harus kesana dan kesini untuk mencari perlengkapan yang harus dibawa MOS hari kedua. Tiada daya dan upaya hanya pertolongan Allah, Alhamdulillah aku pun mengikuti hari kedua MOS, serangkaian kegiatan telah ana ikuti dengan khidmat. Ternyata tidak semua siswa yang masuk disitu niat dari hati, hanya paksaan dari orang tuanya, Maasya Allah. Setelah kami mengikuti MOS selama tiga hari lamanya, maka waktu selanjutnya adalah pendidikan yang akan kami laksanakan dengan mu’allim dan mu’allimah baru. Hari pertama masuk kekelas kami sama sekali tidak belajar, kami hanya ta’arufan dengan sesama teman-teman, mu’allim dan mu’allimah yang mengajar kami. Sangat merasa bahagia dikenal dan mengenal teman-teman satu kelas, semua merasakan hal yang sama ketika aku tanyakan dengan teman-teman yang aku kenal. Semenjak dari MTS dan Aliyah teman dekat ana adalah Andri Wardana, sampai sekarang kami masih tetap menjaga hubungan silaturrahmi yang kami jalin. Semenjak tamat dari sekolah Alwashliyah Kedaisianam yang tak jauh dari rumah, aku punya impian untuk kuliah disalah satu Sekolah Tinggi/Universitas Negeri yang terkemuka dikota Medan yang tak asing lagi dengan Ilmu-ilmu keislaman dan keagamaan yang dipelajari, sebut saja Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara yang disingkat denga IAIN-SU. Aku termotivasi dengan saudara, kakak, dan teman-teman yang telah sukses menimbah ilmu disana. Dengan tekat yang bulat dan niat yang kuat semua bisa dilakukan, asalkan ada usaha yang maksimal. Karena ada empat hal yang harus dilakukan manusia ketika menjalani kehidupan didunia yang hanya tempat persinggahan ini, pertama usaha yang maksimal yang harus dilakukan oleh semua orang yang sudah mampu untuk berusaha, kedua doa yang terus menerus yang dilakukan ketika kapan, dimana saja berada, tidak hanya dalam sholat kita dianjurkan untuk berdoa tetapi dalam keadaan bagaimanapun kita dianjurkan untuk berdoa kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Ketiga tawakkal kepada Allah Subhanahu Wata’ala itu yang terpenting , dan keempat siap menerima Taqdir yang datangnya dari Allah Subhanahu Wata’ala. Jadi dengan menjalankan keempat hal tersebut diatas Insya’allah kita menjadi hamba yang qona’ah dalam segala hal. Terlepas dari empat hal yang harus dilakukan manusia diatas permukaan bumi ini, kembali aku melanjutkan rencana perantauan yang akan menghadirkan rasa rindu yang mendalam terhadap orang tua saudara dan teman-teman yang ana tinggalkan demi menimbah ilmu ke Negeri orang. Niat yang kuat untuk kuliah sudah terencana dengan matang dan semangat karena Allah walaupun kondisi orang tua tidak memungkinkan dengan keadaan ekonomi yang pas-pasan. Tapi semangat yang menggebuh-gebuh sudah tidak terbendung lagi, akhirnya memutuskan untuk merantau ke Medan setelah menyelesaikan ADM disekolah yang bersangkutan. Pengalaman yang sudah aku rasakan menjadi modal awal untuk mencari pengalaman yang lebih baru lagi. Sewaktu sekolah Madrasah Aliyah dulu aku sudah tinggal di Masjid yang tidak jauh dari rumah orang tua, walaupun memang rumah orang tua dekat dengan masjid tempat aku tinggal. Sampai tamat sekolah aku masih tetap tinggal di masjid untuk mencoba hidup mandiri tanpa mengharapkan dari orang tua lagi. Dimana bumi dipijak maka disitu pula langit dijunjung bak kata pepatah lama yang populer sampai sekarang. Maka disitu pulalah aku menyesuaikan diri ditempat perantauan nan jauh dimata. Alhamdulillah aku dan teman-teman yang dari awal sudah berencana untuk sama-sama merantau sudah mendapatkan masjid yang layak untuk ditempati, walaupun sudah beberapa masjid yang aku tempati dan pada akhirnya Alhamdulillah mendapatkan masjid yang sesuai di hati untuk sementara waktu mendaftar kuliah. Hari berganti hari, minggu berganti minggu dan bulan berganti bulan yang pada akhirnya dibukalah pendaftaran penerimaan Mahasiswa Baru untuk Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) dengan syarat-syarat yang telah di tetapkan. Aku dan kawan-kawan lain yang sama-sama tamat dari sekolah sudah janji untuk mendaftar bareng untuk masuk ke IAIN-SU walaupun beda jurusan yang akan diambil. Pendaftaran dilakukan secara Online dan aku pun mengisi data-data yang harus dilengkapi, dengan istiqomah dan satu pilihan, aku memilih Fakultas Dakwah Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam untuk pilihan pertama dan diikuti dengan pilihan-pilihan selanjutnya. Alhamdulilllah pilihanku yang pertama lulus dan memberitahukan kepada orang tua bahwa aku diterima di IAIN-SU dengan jurusan yang telah diinginkan. Orang tua terharu dengan kesungguhan yang aku lakukan, hanya pada Allah aku serahkan semuanya. Dan pada akhirnya aku daftar ulang untuk menjadi calon mahasiswa baru dengan mengurus segala yang berkaitan dengan administrasi yang telah menjadi kewajiban bagi setiap mahasiswa yang telah lulus. Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar berkat bantuan seorang yang dermawan yang mau membantuku menyelesaikan segala administrasi tersebut, mungkin inilah doa yang sering aku panjatkan ketika selesai sholat lima waktu, subhanallah Maha Suci Allah yang telah mengijabah semua yang aku harapkan, karena bahwasannya Allah tidak memberikan apa yang diinginkan manusia, tapi Allah memberikan apa yang dibutuhkan manusia. Ketenangan yang sesungguhnya adalah ketika kita sering mengingat Allah Subhanahu Wata’ala[2], itu yang aku rasakan selama tinggal dimasjid yang aku tempati, setelah memenuhi kebutuhan jiwa dengan cahaya iman dan bersiap-siap untuk berangkat kuliah. Pagi itu dengan persiapan bagaikan seorang aktifis yang sudah berpengalaman pergi menuju kampus dengan sepeda yang butut yang sederhana, dan seperti biasa mengikuti segala macam mata kuliah yang telah diberikan oleh dosen yang bersangkutan. Bahagia aku rasakan ketika bertemu dengan teman-teman baru dan suasana yang baru pula yang tidak pernah aku rasakan seperti ini. Sebut saja iman syahputra, indra maulana, syamsul, dan arbi zulham teman-teman yang baru saja aku kenal, mereka berasal dari daerah yang berbeda-beda dan tetap kompak dalam keadaan bagaimanapun. Tak terasa semester pertama dijalani dengan penuh khidmat, hampa rasa diri ini ketika haus dengan ilmu pengetahuan, sampai akhirnya ketika ada acara yang mendidik dan menambah wawasan aku ikuti, seperti seminar nasional dan internasional dan seminar-seminar yang diadakan oleh organisasi ekstra dan intra kampus. Salah satu dari sekian banyak organisasi ekstra yang aku ikuti adalah HIMMAH (Himpunan Mahasiswa Alwashliyah) karena aku fikir organisasi ini sesuai dengan basic waktu aliyah dulu. Ternyata setelah aku ikuti organisasi ini, aku rasa kurang menambah wawasan dikarenakan jarang melakukan kegiatan-kegiatan rutin layaknya organisasi intra kampus. Akhirnya aku putuskan untuk keluar dari organisasi ini dan memilih organisasi lain. Semua organisasi intra dan ekstra kampus mengadakan acara open house yang dilaksanakan diberbagai tempat dan waktu yang berbeda pula. Dan teman-teman ku banyak yang mengikuti acara tersebut, salah satunya yang diikuti mereka adalah Open House Lembaga Dakwah Kampus Al Izzah IAIN-SU. Teman-teman yang sudah daftar mengajak untuk ikut bersama mereka, “her, kau gak ikut Open house LDK ?” Tanya iman sahabat yang dekat dengan ku. “kayaknya gak lah man, aku lagi gak punya duit untuk daftar, malah uang pendaftarannya besar, udalah kalian aja yang ikut, aku lain kali aja.” jawab ku dengan sejujurnya. “ikut aja kenapa her, itung-itung nambah ilmu dan ngumpulkan sertifikat, gak rugi koq”, kata arbi dengan sejelas mungkin. “ehmm…. Ya sudahlah, lihat nanti aku fikir-fikir dulu.” Dan pada akhirnya aku memutuskan untuk tidak ikut seminar yang diadakan LDK tesebut dikarena dengan beberapa alasan yang cukup kuat meyakinkan mereka. Seminarpun berlangsung selama dua hari berturut-turut dari hari jum’at sampai hari sabtu. Jumlah pesertapun aku lihat cukup banyak dan antusias untuk ikut. Tidak tahu karena alasan apa mereka ikut acara tersebut, yang penting mereka hadir dan mendengarkan materi yang disampaikan. Tidak tahu berbuat apa lagi, hanya terdiam bisu dikamar kecil khusus Penjaga Masjid, hanya Allah yang tahu apa yang aku rasakan saat ini, dimalam hari hanya mampu meneteskan air mata diatas sajadah yang tebal dan empuk, tak mampu menahan segala yang dihadapi. Apakah ini ujian atau cobaan dari Allah Subhanahu Wata’ala. Hari-hari aku hanya menyendiri dikelas dan tersipu malu dengan kenyataan yang dihadapi, tak ada yang mampu mengetahui dengan kondisi yang aku alami. Semua berlalu begitu saja sampai akhirnya Allah membukakan pintu rezeki-Nya bagi siapa-siapa yang dikehendaki-Nya. Setelah menjalani hidup dengan penuh lika-liku akhirnya keinginan ku untuk gabung di Lembaga Dakwah Kampus IAIN-SU terwujud dengan dibukanya open reckrutman untuk mahasiswa baru yang ingin betul-betul dengan kesungguhan untuk bergabung. Iman dan syamsul teman terdekat ku sudah mendaftar lebih awal, mereka sangat tertarik dengan yang namanya LDK ini, akhirnya aku putuskan untuk bergabung dan mendaftar dengan Akh Suryanto yang baru saja aku kenal sebagai panitia acara tersebut. Sejak dari awal dalam mindset ku, bahwa kalau ikut organisasi harus istiqomah dengan pilihan organisasi yang diikuti atau dengan kata lain cukup satu organisasi saja yang harus diikuti. Itulah sebuah persepsi yang aku bangun ketika akan bergabung dengan organisasi yang ada di IAIN. “her, jadi daftar kan ?” Tanya iman kepada aku dengan semangat yang luar biasa. “Insya’Allah jadi man.” Jawab ku dengan komitmen yang telah dibangun. Acara yang berlangsung selama dua hari itu dilaksanakan di Aula Fakultas Syari’ah, semua berjalan dengan baik, dan pada akhir acara aku mulai berkenalan dengan pengurus LDK yang sangat ramah dan sopan baik dari segi pakaian maupun tutur kata. Itulah sebabnya aku mulai tahu dengan panggilan ana, antum dan akhi, ukhti. Tak banyak yang tersisa dari sekian banyak yang ikut perekrutan yang dilakukan, hanya beberapa orang saja dan bisa dihitung dengan jari, dikarenakan perekrutan yang dilakukan menggunakan sistim seleksi. Teman-teman yang dulunya semangat untuk mengikuti organisasi ini akhirnya lambat laun mundur dan meninggalkan barisan-barisan dakwah dengan berbagai alasan yang dikemukan. Salah satu teman ku yang membawa ku untuk bergabung di LDK sebut saja iman dan syamsul, mereka sudah mulai ingin meninggalkan organisasi tersebut dikarenakan alasan yang tertentu. aku terus mengajak mereka untuk terus bergabung dan ikut dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan, tapi sayang seribu kali sayang mereka enggan untuk mengikutinya. Istiqomah adalah pilihan ku, itu yang aku sampaikan pada mereka yang telah keluar dari jalur Dakwah. Dari sinilah aku terus dibina oleh kakak-kakak pengurus LDK, dan ikut dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan, alhamdulillah semakin banyak relasi yang dijalin maka semakin banyak pula ilmu yang aku dapatkan. Sampailah pada acara inti yang dilaksanakan LDK, yaitu MUSTADA (Masa Ukhuwah Islamiyah dan Tadabur Alam) yang pertama, karena ada dua jenjang MUSTADA yang akan dilaksanakan, satu dan dua. MUSTADA yang dilaksanakan selama dua hari berturut-turut di Aula Masjid IAIN dan Aula Masjid Unimed memerikan kesan tersendiri bagi setiap peserta, khususnya diriku pribadi. Karena di MUSTADA ini ukhuwah lah yang harus diutamkan dalam melakukan berbagai hal, Subhanallah. Alhamdulillah acara yang berlangsung selama dua hari tersebut sangat seru dan masih menjadi ingatan yang tak terlupakan. “inilah tahap awal antum untuk menjadi seorang aktifis dakwah yang menyebarkan benih-benih dakwah dikalangan masyarakat kampus, sesuai dengan moto kita mewujudkan kampus yang Madani.” Ujar ketua Umum LDK, abangnda Rahmat Habibi Batu Bara. Terasa malu ketika kita belum bisa menyesuaikan diri ditempat dan dalam suasana dakwah yang sesungguhnya. “assalamu’alaikum..” ucap ku ketika memasuki sekret LDK, “wa’alaikumussalam.” Terdengar suara yang ramai menjawab salam yang aku ucapkan. “masuk akhi, selamat datang di sekret kita ini, salam ukhuwah buat antum” salah satu ikhwan yang belum terlalu ana kenal mengatakan seperti itu. “iya bang, Subhanallah kali ya, Sekret LDK ini, baru kali pertama aku masuk disini bang.” “gak apa-apa akh, sering-sering aja antum datang dan gabung bersama kita disini.” Ujar bang khairuddin yang aku kenal waktu di Mustada satu. “iya bang, insya’Allah.” Begitulah suasana kehidupan yang ada didalam ruangan tersebut, sungguh tidak ada kata menyesal ketika aku masuk di Lembaga Dakwah Kampus IAIN-SU. Sampai pada akhirnya pengurus LDK mengadakan MUSTADA kedua yang diadakan di Tanjung Morawa yaitu di Pesantren Hidayatullah. Dan di MUSTADA kedua ini banyak juga yang ikhwan dan akhwatnya yang tidak ikut, karena syarat-syarat untuk mengikuti MUSTADA kedua ini harus ada rekomendasi dari Murobbi. Acara ini dilaksanakan selama dua hari, dan MUSTADA kedua inilah yang sangat berkesan bagi diriku pribadi, dan teman-teman yang lain. Sampai akhirnya kami magang di beberapa departemen dan biro yang ada di LDK. “Keep Istiqomah dijalan dakwah wahai saudaraku” “Dan ingatlah wahai saudaraku, hidup ini hanyalah panggung sandiwara, yang di Sutradarai Oleh Allah Subhanahu Wata’ala.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar